Rabu, 02 Maret 2011

Bahaya STYROFOAM


Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah

styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan

itu sebagai ''kemenangan lingkungan'' karena styrofoam sangat

berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.



Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan

hilang. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah

makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai

dari restoran cepat sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan,

menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya,

ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang

terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.



Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi.

Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap

dingin atau hangat. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak

yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.



Berbahaya Bagi Kesehatan



Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat

dari butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan

benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak

penyakit.



Benjana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu

sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak

jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah

gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang

kesadaran dan kematian. saat benzana termakan, dia akan masuk ke

sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang.

Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit

anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah

terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus

menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat

ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.



Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization' s

International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental

Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan

carsinogen(bahan penyebab kanker)



Makin Berlemak Makin Cepat



Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, baham kimia

yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan.

Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu

makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang

mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat

mempercepat laju perpindahan.



Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan,

semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan.

Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan

di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang

baru masak. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan

lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave.

Terbayang, kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan

kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.



Buruk Bagi Lingkungan



Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah

lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan

menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang

terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut.



Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun

sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama,

membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali

menjadi wadah makanan dan minuman.



Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA

(Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah

berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat

banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan

styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia.

Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak

sedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke

udara.



Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan

lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah

melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bagaimana

dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam??



Bagaimana dengan anda dan Keluarga anda? akankah berlaku bijak

dengan tidak menggunakan styrofoam.



mari selamatkan bumi disekitar kita ........