Rabu, 02 Maret 2011

Nurdin Harus Legawa Mundur dari PSSI


Banyaknya kelompok masyarakat pecinta sepakbola nasional yang menginginkan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mundur dari jabatannya mesti diperhatikan secara seksama. Demi kebaikan semua pihak dan kemajuan sepakbola nasional ke depan, sebaiknya Nurdin Halid legawa mundur dari jabatan sebagai orang pertama PSSI.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi, EE Mangindaan mengatakan, dia pernah bertemu Nurdin Halid untuk mengurai kekisruhan di PSSI dan sepakbola nasional. Apa saran yang dia sampaikan? "Saya pernah ngomong ke beliau (Nurdin Halid), ayolah sama-sama duduk bersama, legawa saja, dan beliau waktu itu jawab iya-iya," ujar EE Mangindaan saat menyaksikan pameran 'Gelar Komitmen Pelayanan Kepegawaian Berbasis Elektronik' di gedung negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Rabu (2/3).

Mangindaan yang lama aktif di dunia sepakbola dan pernah menjadi ketua harian Persebaya Surabaya itu, meminta kepada PSSI memperlonggar persyaratan bagi calon ketua umum pada kongres luar biasa (KLB) bulan Mei 2011 mendatang. Maksudnya, biar muncul calon ketua umum dan calon pengurus sepakbola yang ingin masuk PSSI bisa terakomodasi harapannya.

"Tahun 2003 saya pernah mencalonkan, hanya banyak permainan uang, akhirnya saya memutuskan mundur. Saat ini yang penting syaratnya harus diperlonggar, masak harus jadi pengurus dulu," katanya.

Polemik dan panasnya iklim sepakbola nasional sekarang, khususnya terkait suksesi kepemimpinan PSSI, katanya, karena ketua umum PSSI yang didesak mundur tetap bersikukuh pada posisinya. "Mari bersama-sama kita legawa. Ini jalan paling bagus. Suara arus bawah harus didengar. Mari kita duduk bersama, masyarakat pecinta bola menunggu supaya ada hasilnya, kalau saya lebih baik duduk bersama dan tidak saling menang-menangan," ingatnya.

Mantan Gubernur Sulut ini mengutarakan, adanya Liga Primer Indonesia (LPI) seharusnya dirangkul PSSI. Bukan malah dimusuhi dan otoritas PSSI menilai LPI yang digagas pengusaha nasional yang bergerak di sektor migas Arifin Panigoro itu ilegal. Padahal, katanya, perpecahan ini jadi sumber malapetaka PSSI.

"Padahal, kekompakan itu modal penting dalam mengurus sepakbola," tandasnya.